Jaran kepang adalah salah satu
jenis kesenian dari sekian banyak kesenian khas yang di miliki di kabupaten
malang, provinsi jawa timur. Seperti pada kesenian umumnya, musik yang ada
dalam jaran kepang pun terdiri dari
music - musik dan pemain atau penari. Hanya saja jenis kesenian ini menampilkan
sisi keunikan tersendiri yang jarang di
tampilkan dalam kesenian lain misalnya tarian ini mengunakan media kuda-kudaan yang
terbuat dari musik tetapi tanpa kaki, di tunggangi oleh penari dan si penari
menjadi kalap layaknya seseorang yang kesurupan atau kemasukan makhluk halus
yang tidak tampak oleh mata. Ketika si penari sudah kalap ia akan melakukan
gerakan-gerakan sesuai dengan bunyi usic seperti yang di jelaskan oleh pembina
paguyuban kesenian khas malang, kabupaten malang, sugiono, berikut ini
“Orang-orang
tertentu biasanya mereka pakai pecut berbau minyak kemudian ada kemenyannya,
jadi di bakar kemenyan kemudian doa-doanya di baca, kadang ada yang baca doanya
dengan loadspeaker,kalau orang kenduri disebut ujub. Setelah itu pecutnya di
bunyikan keras, terus mereka berputar. Jadi intinya orang yang bisa kalap itu
kalau sudah capai, kalau orang sudah
capai pikiran udah agak kosong biasanya kalap. Kadang kalau tidak cocok
kendangnya yang sudah kalap marah”
Sementara
instrument musik yang di mainkan terdiri dari angklung, kendang, jidor, gong,
saron, gamelan, dan terompet. Namun kendanglah yang paling dominan dalam
mengendalikan gerakan si penari. Komandonya itu kendang, mau naik turun – naik
turun itu dari kendangnya. Kendangnya di naikkan tung tang tung lha itu mereka
berputar-putar langsung nglundung…kalap.
Pada
kesenian jaran kepang, banyaknya penari atau pemainnya tidak ditentukan
jumlahnya. Bisa 6 atau 12 orang. Yang jelas menjadi seorang pemain jaran kepang
tidak mudah karena biasanya kesenian ditampilkan dalam jangka waktu yang lam,
sekitar 5 sampai 8 jam. Edi yang sudah menjadi penari atau pemain jaran kepang
sejak tahun 2008 menuturkan bahwa menjadi penari jaran kepang merasa capek
apalagi saat sedang kalap atau kerasukan roh halus. Ada yang lebih menarik dari
kesenian jaran kepang ini yaitu saat
sedang kalap si penari biasanya melakukan hal-hal di luar akal sehat manusia.
Seperti memakan pecahan kaca/beling,
tetapi benda tersebut tidak melukai anggota tubuhnya. Seperti yang di katakan
oleh edi
“Enggak
sampai luka kok.biasanya penontonlah justru yang terluka itu kalau pemain
jarang yang luka. Itukan ada pawangnya sendiri, ada pendekarlah istilahnya.”
Selain
melakukan hal-hal di luar akal sehat manusia ketika sedang kalap penonton
merasa senang sehingga mereka akan bereaksi seperti tepuk tangan, tertawa, bersiul
dan sebagainya. Hal ini membuat si penari secara tiba-tiba marah bahkan
terkadang mengejar penonton karena merasa di ejek. Seperti yang di tuturkan
oleh edi
“Katanya
meledek roh halusnya begitu”
Lalu
bagaimana dengan penonton, adakah perasaan takut saat menonton jaran kepang
ini, vibi, salah seorang penonton jaran kepang yang usianya 9 tahun, meskipun
takut tapi dirinya merasa senang menyaksikan kesenian ini.
Ki Suryo |
Kesenian
jaran kepang menurut budayawan malang, ki suryo di perkirakan sudah ada sejak
masa kerajaan singasari. Ketika sareng rono atau para prajurit beristirahat
setelah latihan, mereka bersenang-senang menggunakan alat untuk latihan
keprajuritan dan dibuat seperti kuda dengan musik jidor dan angklung. Menurut
ki suryo jaran kepang sebenarnya merupakan symbolis dari bahasa dari bahasa
jawa yang berarti suatu ajaran yang kepanggih atau ketemu. Selain itu berkaitan
dengan sebuah kepercayaan pada kesuburan tanah.
Jadi
jaran kepang malangan , jaran kepang dor yang ada di malang ini bener-bener
memang ada sebab ada prasasti. Itu ditemukan di daerah wagir beliau pernah
cerita begitu , bahwasanya disitu tertulis kalau di artikan begini, bahwasanya
pada masa itu yaitu sureng rono, sureng
rono prajurit , namanya prajurit kelompok prajurit singasari yang telah gladhi latihan
keprajuritan. Dia istirahat akhirnya dia mencoba bersenang-senang dengan alat
yang di pakai latihan perang tadi di buat suatu tarian yang di sebut jaran
kepang tadi, di buat seperti kuda yang di naiki lha itu… lalu yang ke dua
bahwasanya mereka masih percaya berkenaan dengan mereka kalau sudah melakukan istilahnya kalau
orang sekarang mengatakan kalap gitu ya… kesurupan, itu ada sesuatu yang mereka
dapatkan. Mereka itu kalau pada waktu kakinya itu nggedruk atau kencak itu bisa
menyuburkan tanah.
Dengan
air keringatnya yang menetes ke bumi itu bisa menyuburkan, itu kepercayaan
kalau mereka sudah memainkan jaran kepang dor yang bener-bener orsinal.
Pada
setiap kesenian tentu memberikan makna dan pesan bagi para penonton atau penikmatnya. Begitu
pun dengan kesenian jaran kepang yang tidak hanya memberikan sebuah pertunjukan
yang menghibur saja, tetapi mengandung pesan bagi kehidupan manusia.
Seperti
yang di tuturkan oleh ki suryo berikut ini.
“Selama
ini memang kalau kita, masyarakat tidak mengerti suatu kesenian, mereka cuma
sebagai tontonan yang sebagai hiburan biasa. Setelah selesai ya selesai sudah
seperti hilang tetapi sebenarnya kita harus mengembalikan dulu bahwa nenek
moyang kita/ leluhur kita membuat kesenian, itu selain suatu hiburan juga mengandung
arti tentang.. Ada pesan yang nanti setelah selesai kesenian dan dia pulang
yang menonton itu akhirnya mendapat suatu ilmu/pesan itu. Nah, di sini kita
mencoba kembali bukan suatu hiburan saja tetapi untuk menggali lagi untuk
mengungkap kembali dengan teman-teman yang dari komunitas budaya ini untuk
mengeluarkan lagi pesan – pesan yang terkandung dalam kesenian itu. Seperti di
kesenian jaran kepang, yang pertama dalam kekompakan, ya.. Jadi sesuatu itu
diambil dari suatu ajaran yang
kepanggih, mana yang perlu di temukan kepanggihnya itu. Jadi yang pertama
adalah kekompakan dari mereka. Kalau mereka tidak kompak saya kira suatu contoh
yang tidak bagus. Lalu kesadaran dan sadar mereka, bawasannya tanpa
menggarapkam menghitung materinya dulu tapi dia sudah ada niatan untuk
mengajarkan umpamanya begitu. Nah itu , adalah yang kedua. Lalu yang ke tiga,
adalah mereka setelah di tempat itu melakukan itu mereka tidak ada tingkatan
yang mereka bawa atau pesan mereka adalah kebersamaan dari kita adalah perlu
tidak menonjolkan masing-masing. Jadi
tidak aku yang lebih pandai tetapi mereka adalah masing-masing saling
mendukung.”
Pada
setiap kesenian tentu memberikan makna dan pesan bagi para penonton atau penikmatnya. Begitu
pun dengan kesenian jaran kepang yang tidak hanya memberikan sebuah pertunjukan
yang menghibur saja, tetapi mengandung pesan bagi kehidupan manusia.
Seperti
yang di yuyurkan oleh ki suryo berikut ini.
“Selama
ini memang kalau kita, masyarakat tidak mengerti suatu kesenian, mereka cuma
sebagai tontonan yang sebagai hiburan biasa. Setelah selesai ya selesai sudah
seperti hilang tetapi sebenarnya kita harus mengembalikan dulu bahwa nenek
moyang kita/ leluhur kita membuat kesenian, itu selain suatu hiburan juga
mengandung arti .. Ada pesan yang nanti setelah selesai kesenian dan dia pulang
yang menonton itu akhirnya mendapat suatu ilmu/pesan itu. Nah, di sini kita
mencoba kembali bukan suatu hiburan saja tetapi untuk menggali lagi untuk
mengungkap kembali dengan teman-teman yang dari komunitas budaya ini untuk
mengeluarkan lagi pesan – pesan yang terkandung dalam kesenian itu. Seperti di
kesenian jaran kepang, yang pertama dalam kekompakan, ya.. Jadi sesuatu itu
diambil dari suatu ajaran yang
kepanggih, mana yang perlu di temukan kepanggihnya itu. Jadi yang pertama
adalah kekompakan dari mereka. Kalau mereka tidak kompak saya kira suatu contoh
yang tidak bagus. Lalu kesadaran dan sadar mereka, bawasannya tanpa
menggarapkam menghitung materinya dulu tapi dia sudah ada niatan untuk
mengajarkan umpamanya begitu. Nah itu , adalah yang kedua. Lalu yang ke tiga,
adalah mereka setelah di tempat itu melakukan itu mereka tidak ada tingkatan
yang mereka bawa atau pesan mereka adalah kebersamaan dari kita adalah perlu
tidak menonjolkan masing-masing. Jadi
tidak aku yang lebih pandai tetapi mereka adalah masing-masing saling
mendukung.”
Seiring
dengan perkembangan zaman dan begitu gencarnya budaya asing yang masuk ke
indonesia, apakah jaran kepang harus musnah di makan zaman ?
Ki
surya mengungkapan
“Saya
malah tidak khawatir dengan istilah yang di gembor-gemborkan adalah kita lebih
nanti akan terhanyut, akan terlena dengan seni yang dari luar, ya .. Orang luar
malah tertarik, sekarang jaran kepang sempat ke perancis"
Jaran
kepang… Dibalik keunikannya dengan melibatkan dua dunia yang berbeda, yaitu
dunia alam nyata dan dunia alam yang tak nampak adalah salah satu kekayaan
negeri yang perlu di lestarikan sebagai suatu penghargaan terhadap hasil karya
anak bangsa indonesia sehingga tidak akan punah di makan zaman...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar